Saturday, March 28, 2020

Taegukgi - Ketika Perang Menghancurkan Persaudaraan





Sewaktu mendapat tugas untuk membuat rekomendasi film Korea, ingatan langsung terbang ke tahun 2004 ketika saya menonton film ini langsung di cinema. Enam tahun setelah Saving Private Ryan, saya kembali ke cinema seorang diri untuk sebuah film perang.

Taegukgi (judul dalam bahasa Inggris - The Brotherhood of War) bukan film perang biasa. Film besutan Kang Je-Gyu (terkenal dengan Shiri - film Korea pertama yang dibuat dengan gaya Hollywood - dan menjadi satu-satunya film buatan tahun 90an yang masuk di 50 besar film Korea terlaris sepanjang masa) ini disebut-sebut sebagai film perang yang cukup berani karena mengungkap sisi buruk Perang Korea di tahun 1950, baik dari sisi Selatan maupun Utara. Menonton film ini, audiens seakan-akan dibawa ke kursi depan untuk langsung menyaksikan Perang Korea di depan mata.

Jang Dong Gun (di mana salah satu film layar lebarnya, Friend, menumbangkan Shiri dari puncak box office di tahun 2001) berperan sebagai Jin-Tae, seorang penyemir sepatu yang bekerja keras demi bisa mengirim adiknya kuliah. Won Bin (aktor Korea Selatan paling pemilih sepanjang masa - baru bermain enam film layar lebar sepanjang karirnya, terakhir di tahun 2010) berperan sebagai Jin-Seok, adik Jin-tae, yang masih berusia 18 tahun dengan masa depan yang cerah.


Sayangnya, invasi Korea Utara ke Korea Selatan - tempat tinggal kakak beradik Lee - memaksa keduanya harus bergabung untuk ikut berperang. Sebenarnya kewajiban ini hanya berlaku untuk Jin-Tae, sang kakak yang secara fisik lebih siap berperang, hanya saja sebuah kesalahan membuat Jin-Seok juga ikut terbawa ke barak tentara. Jin-Tae kemudian melobi pimpinannya untuk bisa mengeluarkan Jin-Seok. Sang atasan setuju, asalkan Jin-Tae dapat meraih penghargaan tertinggi untuk prajurit Korea Selatan bertitel Taeguk Cordon of the Order of Military Merit.

Usaha Jin-Tae demi mendapatkan penghargaan tersebut menimbulkan kesalahpahaman di mata Jin-Seok, ia menganggap sang kakak sudah berubah. Jin-Seok menuduh Jin-Tae haus kekuasaan dan menjadi tidak berperasaan, tanpa tahu alasan asli di balik sikap kakaknya. Ketika akhirnya Jin-Tae berhasil meraih penghargaan Taeguk, masalah lain muncul. Tunangan Jin-Tae, Young-Shin (diperankan oleh Lee Eun-Ju - yang satu tahun setelah film ini rilis memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena depresi), diduga bergabung dengan partai Komunis. Jin-Tae dan Jin-Seok yang berusaha menyelamatkan Young-Shin ditangkap pihak berwajib, sementara Young-Shin tertembak.

Usaha Jin-Tae untuk membebaskan Jin-Seok kembali menemui halangan, ketika pemimpin penjara memutuskan untuk meledakkan penjara tempat kedua kakak beradik berada. Berpikir ia telah kehilangan Jin-Seok yang tidak berhasil diselamatkannya, Jin-Tae akhirnya berbelot ke Korea Utara. Ia berpikir untuk apa setia kepada negara yang telah merengut tunangan dan adik kandungnya.


Jin-Seok yang ternyata berhasil diselamatkan mengetahui kakaknya telah bergabung dengan Korea Utara. Jin-Seok kembali bergabung dengan militer dengan harapan dapat bertemu sang kakak di medan perang. Pertemuan Jin-Tae dan Jin-Seok di tengah-tengah peperangan adalah adegan paling mengharukan dari film ini. Dua kakak-beradik yang berada di bawah bendera yang berbeda, bertemu dalam satu waktu. Semua emosi tergambar dalam satu adegan ini; rindu, terkejut, kasih sayang, kecewa, bahagia bercampur jadi satu.

Percakapan berikut sangat menggambarkan adegan di atas:

Jin-Tae: I found this in the fires, I've been holding onto this for you (sebuah pulpen dengan grafir nama Jin-Seok, yang disimpan Jin-Tae sebagai hadiah kelulusan Jin-Seok nantinya)
Jin-Seok: Give it to me --- when I see you again (menolak menerima, meminta Jin-Tae memberikannya langsung ketika perang telah berakhir)


Baik RottenTomatoes maupun IMDb memberikan rating yang sangat baik untuk film ini. Kedua situs memberikan nilai di atas 8 (dalam skala 10) atau 80 (maksimum 100%). Beberapa komentar bahkan menyebutkan Taegukgi sebagai film perang terbaik, bahkan jauh melampaui Saving Private Ryan yang tahun itu masih disebut-sebut sebagai film perang terbaik (walau dikalahkan Shakespeare in Love di ajang Oscar). Seorang kolumnis yang rutin menulis tentang apa saja terkait perang (war nerd), John Dolan, juga merekomendasikan Taegukgi sebagai salah satu film perang terbaik. 

Selain sukses secara komersial - film ini masih berada di 15 besar film Korea Selatan terlaris sepanjang masa - Taegukgi juga berhasil meraih banyak penghargaan. Tiga penghargaan film besar - Baeksang Art Awards, Blue Dragon Film Awards dan Asia Pacific Film Festival - menobatkan Taegukgi sebagai Film Terbaik

Film ini dapat disaksikan gratis di Youtube (dalam bahasa aslinya) atau mengaksesnya melalui Amazon dan atau Netflix (cek apakah film ini dapat ditonton di area anda). 


Salah satu quote terbaik yang muncul dari film ini - diucapkan oleh Jin-Seok - mempertanyakan tujuan dari perang.

What good is a medal when people are dying?
- apa gunanya medali ketika orang-orang mati?

-------

Setelah credit title muncul menandakan akhir dari 140 menit film tayang, seorang mahasiswi yang menonton sendiri di cinema menitikkan air matanya. Entah karena terharu atas film yang telah ditontonnya atau skripsi yang menghadang di semester depan.


0 comments:

Post a Comment