Beberapa waktu sebelumnya, saya sempat posting tentang menulis sebagai salah satu cara untuk terapi diri. Menulis dipercaya sebagai sarana pelepasan emosi yang positif, terutama apabila kita melakukannya manual di selembar kertas, bukan dengan mengetik. Selengkapnya ada di sini.
Beberapa tahun belakangan, kegiatan journaling atau menulis jurnal semakin marak dilakukan dan dipercaya sebagai cara terbaik mengevaluasi, refleksi sampai menyembuhkan diri.
Journaling helps control your symptoms and improve your mood by: Helping you prioritize problems, fears, and concerns. Tracking any symptoms day-to-day so that you can recognize triggers and learn ways to better control them.
- University of Rochester, Medical Center.
Menulis jurnal, membantu kita merunut peristiwa yang terjadi setiap harinya. Melakukannya dengan rutin, membuat kita menyadari dan semakin memahami diri sendiri. Apa saja yang membuat saya senang, apa yang membuat saya kecewa atau sedih, atau hal apa yang akan membuat semangat saya bangkit kembali.
Persis seperti melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran sebagai salah satu langkah menerapkan perencanaan keuangan, menulis jurnal membantu kita mengetahui aspek-aspek dalam diri yang mudah sekali terlupakan apabila tidak dicatat.
Ketika saya membaca ulang salah satu tulisan saya di jurnal, beberapa hari yang lalu ketika saya berulangtahun, saya menuliskan:
- kejutan kecil ketika mendapat ucapan selamat dari teman-teman lama, yang jangankan selama pandemi ini, jauh sebelumnya pun sudah lama tidak berhubungan,
- ucapan selamat ulang tahun dari suami dan anak tepat jam dua belas malam, sesuatu yang sudah lama sekali tidak saya dapatkan beberapa tahun terakhir (karena biasanya diucapkan pagi atau siang harinya),
Dua coretan saya ketika berulangtahun kemarin membuat saya otomatis membandingkan perasaan saya ketika ulang tahun sebelumnya. Tahun lalu saya berulangtahun tidak lama setelah memiliki bayi, masih repot sekali sampai tidak sempat merayakan dengan orang terdekat, plus pandemi juga baru berjalan. Tahun ini, sudah satu tahun adaptasi memiliki bayi dan hidup dalam pandemi, sehingga perasaan lebih santai dan hangat.
Akan berbeda rasanya apabila saya tidak menuliskan pengalaman saya dan mengingatnya mengandalkan ingatan saja.
Persiapan Menulis Jurnal
Untuk saya, cukup dua hal: pulpen/spidol warna-warni dan buku catatan/agenda tanpa garis (blank). Keduanya cukup untuk membuat saya semangat menuliskan, kadang menggambar, apa yang saya alami sehari-hari. Saya tidak terlalu kaku untuk jenis, merk atau tipe spidol serta agenda yang digunakan, selama terlihat nyaman pasti saya pakai. Namun saya tetap punya favorit.
Peralatan Wajib Menulis Jurnal
Pulpen Warna-warni untuk Menulis Jurnal
Kedua model alat tulis di atas cukup nyaman saya gunakan. Sebelah kiri pulpen merk-nya Flower Tree buatan Cina, tintanya baik sesuai gambar, warnanya cukup terang dan tidak tembus di kertas tipis standar buku tulis/agenda. Sedangkan satu lagi adalah merk lokal, Deli, yang lebih berbentuk spidol sehingga tintanya lebih tebal dan membutuhkan agenda yang cukup tebal lembar halamannya agar warna tinta tidak menembus halaman di belakangnya.
Handmade Journal Hibrkraft untuk Menulis Jurnal
Saya punya satu agenda favorit: handmade journal Hibrkraft yang memiliki sampul terbuat dari bahan kulit kemudian halaman dalam terbuat dari kertas daur ulang. Warna cokelat kertas membuat mata adem dan nyaman saat menulis atau membaca ulang catatan. Dan entah bagaimana, kertasnya terasa empuk untuk saya, sehingga membuat sesi menulis tangan semakin lancar.
Cukup banyak produk-produk yang dimiliki Hibrkraft, pun demikian dengan jurnal. Kalau merujuk ke situs Hibrkraft, terdapat 30 jenis jurnal yang berbeda. Punya saya sendiri tipe Travel Journal Trevi Pro by Hiberkraft. Tipe jurnal ini ringan, dan isinya dapat diganti apabila sudah habis. Jadi saat agenda ini sudah penuh dengan tulisan, saya tinggal simpan saja halaman yang terisi penuh lalu menggantinya dengan yang kosong.
Praktis dan simpel.
Jurus Andalan untuk Menulis Jurnal Rutin
Memiliki Journal Prompt
Journal prompt adalah ide/topik yang dapat digunakan sebagai petunjuk apa yang akan kita tulis setiap harinya. Menggunakan journal prompts akan membantu kita untuk mendapat arah yang lebih jelas sebelum mulai menulis. Kadang kan kita bingung ya, mau nulis apa sih hari ini, atau kalau nulis seadanya nanti malah jadi curhat atau kayak diary saat sekolah (walaupun tidak ada yang salah ya dengan ini, kalau memang dirasa nyaman. ).
Sejak SMU aku suka nulis jurnal, Mbak. Dulu di buku harian khusus yg tebal itu, tapi 20 tahun terakhir ini di PC/laptop dgn alasan lebih praktis. Catatan masa remaja sudah kubuang dgn cara menyobek jadi serpihan dan itu ternyata juga makan waktu lama. Setelah menulisnya secara digital, aku jadi lebih mudah menghapusnya, untuk periode2 yg kuanggap sudah lewat dan tidak perlu disimpan lagi 🥲
ReplyDeleteDua tahun terakhir, catatanku lengkap mulai dari hari dan tanggal (masehi dan hijriah). Hari keberapa itu dalam setahun. Bagaimana cuaca hari itu. Dan masih banyak lagi 😁 kalau suatu saat anak cucuku membacanya, mereka akan tahu apa yg kutonton sambil mengisi waktu, misalnya TV yg gak sengaja kutonton karena yg nyetel orang lain. Atau bunyi bel odong2 yg sedang lewat. Perasaan sebal misalnya, ketika mau ke halaman samping eh ternyata ada tetangga yg tiba2 nongol.. Buku apa yg sedang kubaca, ada sedikit review di situ, bahkan resep beberapa masakan praktis juga nyempil di jurnalku. Komplit 😁
Ya Allah, keren amat mbak
Deleteahhh senang banget sudah rutin menulis mbaaa. sungguh lah konsistensi itu musuh utamaku banget. selama nyaman mah digital journal juga seru yaaaa. boleh tahu mba pake aplikasi apa atau menulis di situs apa untuk catatan harian? bisa jadi alternatif kalau agenda ketinggalan pas lagi jalan haha.
DeleteBegitulah, Mbak 😁 termasuk misal ide2 cerita yg mungkin muncul tiba2, aku segera catat di jurnal harian juga. Nanti kalau senggang baru deh pindah ke file khusus bank ide. Gak pakai aplikasi apa2 kok Mbak 😁 ms word aja. Eh iya sekarang aku tulisnya di hp aja, trus bangun pagi setelah subuh aku pindahin ke laptop
DeleteBtw ini produk Hibrkraft keren juga ya, aku udah tengok website-nya. Bisa jadi referensi kalau suatu saat perlu untuk diri sdri atau hadiah teman ya
DeleteSiiip. Menginspirasi buat saya yang baru memulai untuk bisa konsisten menulis, terutama harian. Selama ini terjebak dengan istilah mood, menulis hanya saat mood. Thanks pokoknya...
ReplyDeleteyeay semoga inspirasinya bisa jadi konsistensi journalling yaaa
DeleteHobi kita sama Mbak Asti. Bedanya adalah saya cuma pakai bolpen hitam biru aja. Jauh dari rapi apalagi indah.
ReplyDeleteBaca ini jadi pingin nulis dengan lebih rapi pakai bolpen warna warni. Makasih inspirasinya
suka gemes sama orang yang bisa jurnaling gini, kereeeeen banget
ReplyDeletebisa gitu, kreatif banget, jadi jurnalnya beragam dan lucu-lucu banget
pernah nyoba buat, tapi karena 'darah' seni-ku yang terbatas, akhirnya ya ... terasa b aja. kayaknya perlu belajar sama yang lebih ahli nih, biar jurnaling makin beragam
Konsistensi itu msh dlm sebatas niat klo buat saya. Pengen banget setiap hari meluangkan waktu menulis & baca walau 1/2jam tp kok klo malam mata ga bs diajak kompromi setelah seharian ngurus 4 anak. Smoga semangatnya mbak Asti bs menular lagi ke saya…
ReplyDeleteaaaaah artikel yang sangat inspiratif dan berguna iniiiiih aseliiii. jadi semangat nih ngejurnal lagi setelah sekian lama vakum gara-gara baca artikel mba asti hehehehehe..... udah milih milih playlist nih kira-kira lagu dan musik yang akan menemani menulis jurnal.
ReplyDeleteGara-gara keseringan pakai gadget saya sudah nggak pernah lagi nulis di buku atau note. Akibatnya jari jadi nggak terlatih menulis dan tulisan jadi kurang bagus
ReplyDeleteBagus banget ya Hibrkraft, bisa diganti isinya kalau udah habis. Gara-gara dihadiahi temenku buku jurnal aku jadi seneng nulis di sana. Ya, meskipun belum rutin, sih, mbak. Mungkin gara-gara belum ada journal prompt kali ya belum bisa rutin. Makasih Mbak Asti inspirasinya.
ReplyDeleteMasyaallah rajin banget sih. Tapi emang harus gitu ya semua tercatat dalam jurnal. Termasuk ide2 yg suka muncul ga tau waktu kalau dicatat kan kapan aja butuh tinggal buka. Harua dicontoh ni
ReplyDeletedulu sejak smp sampai kuliah aku sering menulis diary, ya tapi karena tulisan jaman galau, jadi saat usia sekarang aku membaca kembali kok malah malu sendiri wkwkwk dan jadi ogah nulis cerita pribadi seperti journal ini.. tpi mmg harusnya bagus ya.. jdi pengen nulis lagi
ReplyDeleteaku butuh journaling feeling tiap kali ngerasain emosi yang berlebih, entah itu senengnya ga karuan, sedih, overwhelmed, dsb. biar entengan hhehehe. kalo nulisnya di kertas begini sih rasanya makin khidmat ya, Mbaa..
ReplyDeleteAku suka jurnalnya Hibrkraft nyeni dan unik banget, kalau aku nggak rutin ngejurnal beda sama Nailah yang suka mengisi dirinya dengan berbagai cerita dan to do list..
ReplyDeleteWah lucu bnaget jurnalnya mba. Aku dulu suka bikin begini deh tapi lama-lama malah beralih ke digital, udah jarang ngejurnal kaya giniii
ReplyDeleteCanti banget hibrkraftnya, jadi semnagat nulis jurnal, tp aku jarang nulis jurnal krn tulisanku jelek, pakenya lgs komputer heheheh
ReplyDelete