Wednesday, April 18, 2018

24 Jam Tidak Akan Cukup

gambar dari sini.

#TantanganArtikel_KPC
Bekerja 24 jam sehari tidak cukup lagi. Anda harus bersedia mengorbankan segalanya untuk menjadi sukses, termasuk kehidupan pribadi Anda, kehidupan keluarga Anda, mungkin lebih. Jika orang berpikir itu kurang, mereka salah, dan mereka akan gagal.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh pebisnis serta penulis buku asal Kanada, Kevin O’Leary. Kevin menyuarakan banyak jeritan hati manusia yang menyatakan waktu 24 jam dalam sehari seakan tidak pernah cukup untuk menyelesaikan semua aktivitas yang harus dilakukan. Begitu banyak hal yang harus dilakukan, begitu sedikit waktu tersedia.
Di dunia ini, tidak ada yang memiliki jumlah waktu yang berbeda setiap harinya. Semua menerima waktu yang sama persis. Katakanlah, apabila seseorang berusia tiga puluh tahun, maka ia benar berusia tiga puluh tahun, tidak kurang tidak lebih. Lalu mengapa dalam rentang waktu yang sama, ada seseorang yang dapat mengerjakan banyak hal dan ada yang tidak.
Situs PopBela mengungkap, apabila hampir setiap hari seseorang rutin mengungkapkan kurangnya waktu yang dimiliki, kemungkinan besar ia tidak dapat mengatur waktunya dengan baik. Ada tujuh hal yang disebutkan situs tersebut yang menjadi kendala waktu terasa kurang setiap harinya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain; bangun siang, tak cukup istirahat, pesimis, multitasking, atau malah asyik bekerja.
Terlalu asyik bekerja dianggap sebagai salah satu penyebab kurangnya waktu dalam sehari, karena hal ini berarti seseorang tidak menyadari ritme kerjanya sendiri. Ini membuatnya lupa waktu. Namun, artikel lain dari situs Entrepreneur menyebutkan kemungkinan yang berbeda. Konsep waktu disebutkan ada dua; clock time dan real time.
Clock time adalah waktu yang sebenarnya, yang dimiliki semua orang.  Enam puluh menit dalam satu jam, 365 hari dalam satu tahun. Berlaku sama untuk setiap individu di dunia. Sementara real time bersifat relatif. Waktu berlalu cepat atau terasa sungguh lama tergantung dari apa yang kita lakukan. Misalnya saja, saat bekerja waktu terasa berjalan begitu lambat, rasanya ingin cepat-cepat pulang. Namun saat kita sedang melakukan hobi atau sesuatu yang menyenangkan, misalnya saja berkumpul dengan temen-teman atau menonton pertunjukkan, waktu berjalan begitu cepat.
Apabila clock time adalah masalah kita, maka manajemen waktu adalah solusinya. Kemungkinan besar, hampir semua orang pernah mengikuti pelatihan manajemen waktu, membaca buku mengenai topik tersebut atau memiliki agenda dan atau aplikasi pencatat dan pengingat kegiatan. Namun, tetap saja pengaturan waktunya tetap berantakan. Ini menunjukkan, seringkali yang menjadi masalah utama sebenarnya real time, bukan clock time.
Nah, apabila kita sudah memahami perbedaan konsep waktu ini, akan lebih mudah untuk kita menyiasatinya. Dilansir dari situs yang sama, Entrepreneur menyebutkan sepuluh tips yang dapat dilakukan. Disarikan dari sepuluh tips ini, tiga konsep utama dapat dikedepankan.

CATAT KEGIATAN YANG BERJALAN DAN BUAT PRIORITAS
gambar dari sini
Catat semua kegiatan yang dilakukan selama seminggu, sehingga kita mengetahui porsi yang tepat dari setiap aktivitas. Apakah itu diskusi, membuat rencana atau melakukan sesuatu. Apabila kita sudah mengetahui porsi dari setiap aktivitas harian atau mingguan yang dilakukan, tergantung pembagian yang ingin dilakukan, maka kita dapat membuat prioritas sesuai kebutuhan.
Prioritas ini berbeda dengan to-do list. To-do list menjelaskan semua hal yang harus dilakukan, sementara skala prioritas menjelaskan penting atau tidaknya sesuatu dilakukan. Kegiatan yang masuk prioritas ini harus memakan waktu setidaknya 50% dari total keseluruhan waktu kita.

MINIMALKAN GANGGUAN
gambar dari sini
Setelah prioritas dibuat, kita harus dapat mengenali gangguan yang mungkin timbul dan bagaimana mengurangi gangguan tersebut. Katakanlah, terlalu banyak diskusi akan membuat ide menjadi banyak dan susah untuk diwujudkan. Buatlah target berapa banyak diskusi yang akan dilakukan dan bagaimana caranya agar efektif, tidak melebar kemana-mana pembahasannya.
Membuat tanda ‘jangan diganggu’ membantu kita lebih efektif dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga membuat orang lain paham akan delay response yang mungkin mereka terima dari kita. Ini termasuk cara untuk konsisten terhadap diri sendiri. Saat kita telah memasang tanda ini, jangan cepat tergoda untuk menjawab pesan yang masuk ke ponsel atau surat elektronik kita, termasuk semua notifikasi akun sosial media.

YAKINLAH BAHWA TIDAK MUNGKIN SEMUA SELESAI DIKERJAKAN 
gambar dari sini
Hal yang terakhir perlu dilakukan adalah, yakin tidak mungkin untuk kita menyelesaikan semuanya. Dua puluh persen dari pemikiran, diskusi dan aktivitas kita, akan menghasilkan 80% hasil yang diinginkan. Sehingga dibutuhkan fokus yang luar biasa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Apabila kita ingin mencapai 2-3 hal dalam satu waktu, yakinlah tingkat keberhasilannya akan kurang dari 80%. 

Nah, sekarang saatnya kita menjawab pertanyaan untuk diri sendiri. Apa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai? 

Ini langkah utama menyusun strategi manajemen waktu real-time yang tepat.

***
698 kata
dibuat untuk memenuhi tugas harian Komunitas Penulis Cloverline
***
reference:
https://www.entrepreneur.com/slideshow/299323#10
- https://career.popbela.com/working-life/didy/selalu-merasa-butuh-lebih-dari-24-jam-sehari-pasti-7-hal-ini-alasannya/full
- https://www.brainyquote.com/quotes/kevin_oleary_567877
- https://www.duniakaryawan.com/cara-mengatur-waktu/




2 comments:

  1. Yaampun buka ini pas bgt deh. Ini tulisan yg gw butuhkan saat ini 😂😂

    ReplyDelete