Sunday, October 5, 2025

KBA Sungai Jawi: Bukti Nyata Membesarkan Anak Butuh Dukungan Satu Kampung

 

sumber: unsplash

Malam ini saya membacakan sebuah buku cerita berjudul It Takes a Village untuk anak saya. Buku ini ditulis oleh mantan First Lady Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinton, dengan kisah yang sederhana namun sarat makna.

Cerita di dalamnya menggambarkan sebuah desa yang berusaha membangun taman bermain. Prosesnya tidak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi seluruh warga ikut serta: ada yang menyiapkan kayu, ada yang merakit, ada yang menanam bunga, hingga ada yang menjaga agar taman itu tetap bersih dan aman.

Saat membacakan cerita, sesekali saya memperhatikan reaksi anak saya, matanya membulat penasaran atau kadang mulutnya membentuk huruf O, seru dan penuh keingintahuan. Setelah akhirnya saya mencapai halaman terakhir dan baru saja selesai menutup buku, tangan kecil anak saya langsung menggamit lengan saya. 

“Kenapa harus banyak orang ikutan ya, Ma? Bukannya bikin taman bisa sendirian?” tanya anak saya dengan muka penasaran.

Saya tersenyum, “kalau cuma satu orang, taman itu mungkin tetap akan jadi, tapi lama sekali. Dan belum tentu hasilnya seindah yang kamu lihat di buku ini. Kalau semua ikut, lebih cepat, lebih bagus, dan semua merasa memiliki.”

Anak saya mengangguk-angguk, rambut keritingnya bergoyang lincah, tak lama ia menguap, merebahkan tubuhnya lalu matanya pelan-pelan terpejam. Setelah ia tertidur, saya masih duduk di sisi ranjangnya, merenung. 

Bukankah konsep yang sama berlaku juga dalam membesarkan anak? 

sampul buku cerita It Takes A Village karya Hillary Clinton (sumber: simonandschuster)

Pepatah “it takes a village to raise a child” mengingatkan kita bahwa membesarkan anak bukan hanya tugas orang tua, melainkan hasil kerja bersama seluruh komunitas yang memberi dukungan, rasa aman, dan kesempatan untuk tumbuh. Orang tua memang menjadi ujung tombak, tetapi peran orang lain di sekitar anak sama pentingnya.

Anak butuh sekolah yang mendukung, lingkungan yang aman, udara bersih, akses kesehatan, hingga kesempatan bermain dan berkembang. Jadi, “desa” dalam pepatah itu sebenarnya bukan sekadar desa secara fisik, melainkan ekosistem utuh di sekitar anak.

Awalnya konsep it takes a village terasa seperti dongeng manis dalam buku cerita. Tapi siapa sangka, saya menemukan wujud nyatanya di sebuah kampung di Pontianak, Kalimantan Barat. Namanya Sungai Jawi.

Sungai Jawi: Potret Nyata It Takes a Village to Raise a Child

Kampung Berseri Astra (KBA) Sungai Jawi bukan sekadar nama program. Ia adalah bukti bahwa sebuah komunitas bisa menjadi tempat ideal untuk membesarkan anak-anak sekaligus mensejahterakan warganya. Caranya adalah dengan menggerakkan empat pilar utama: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan yang saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.

Di sini, konsep desa atau kampung yang kompak bukan sekadar jargon. Astra dan masyarakat bahu-membahu membangun Sungai Jawi menjadi kampung modern yang tetap menjaga identitas lokal, sekaligus menumbuhkan kemandirian.

Sebelum lanjut, saya perlu cerita sedikit. KBA adalah singkatan dari Kampung Berseri Astra. Ini program pengembangan kampung binaan dari Astra yang fokus pada empat pilar CSR.

CSR sendiri, atau Corporate Social Responsibility, artinya tanggung jawab sosial perusahaan untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan, bukan hanya soal bisnis. Lewat CSR, Astra ingin hadir di tengah warga, membangun bukan hanya jalan dan jembatan, tapi juga kualitas hidup.

Empat pilar CSR Astra yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan menjadi fondasi KBA Sungai Jawi.

KBA Sungai Jawi (sumber: RUAI TV)

Sungai Jawi: Heterogen, Penuh Tantangan tetapi Kaya Potensi

Sungai Jawi unik karena adanya keberadaan pendatang dari Jawa dan Madura yang hidup berdampingan dengan masyarakat lokal, sehingga kampung ini tumbuh dengan wajah heterogen yang kaya akan budaya, bahasa, dan tradisi.

Kondisi ini bisa jadi tantangan, karena keberagaman butuh ruang untuk kohesi sosial. Tapi juga jadi peluang akan kolaborasi lintas budaya bisa memperkaya kampung.

Saya sempat membuka data kependudukan tahun 2020. Ternyata, ada 11.186 jiwa atau 33,3% penduduk Sungai Jawi yang masih usia anak-anak. Bayangkan, sepertiga dari seluruh penduduk adalah anak-anak, generasi yang kelak menentukan wajah kampung ini.

Selain itu, Sungai Jawi juga dikenal dengan budaya gotong royongnya. Hampir setiap kegiatan selalu ramai, entah kerja bakti membersihkan parit, lomba memancing, atau sekadar mempercantik lingkungan dengan mural. Modal sosial inilah yang membuat Sungai Jawi bisa bergerak bersama.

Area pariwisata Sungai Jawi (sumber: Antara Kalbar)

Masyarakat Sungai Jawi yang beragam dan memiliki banyak anak menghadapi tantangan besar, yaitu bagaimana memastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, aman, dan punya masa depan cerah. Tantangan itu dijawab dengan cara khas mereka, yaitu lewat kolaborasi.

Di Sungai Jawi, inisiatif warga menjadi fondasi penting. Selain memasang rambu aman berlalu lintas, mereka aktif menggelar edukasi bagi anak-anak tentang keselamatan berkendara. Lingkungan pun terjaga karena kerja bakti rutin, membuat suasana kampung bersih, asri, dan nyaman untuk tumbuh kembang anak.

Tak berhenti di sana, warga juga mengembangkan kebun tanaman obat keluarga atau TOGA. Kebun ini bukan hanya menyediakan obat tradisional, tetapi juga menjadi ruang belajar sehat bagi anak sekolah. Bahkan, lomba memancing lele rutin diadakan sebagai ajang silaturahmi, menanamkan nilai kebersamaan sejak dini.

Kolaborasi Warga dan Astra Mengubah Wajah Sungai Jawi

logo Kampung Berseri Astra

Warga Sungai Jawi punya tantangan besar: bagaimana memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan punya masa depan cerah. Dengan masyarakat yang beragam, dari penduduk lokal hingga pendatang Jawa-Madura, mereka memilih menjawab tantangan itu dengan gotong royong. Kebersamaan inilah yang menjadi nafas utama kampung.

Namun, warga tidak berjalan sendiri. Astra hadir memberikan dukungan yang melengkapi langkah mereka. Melalui program Posyandu, balita bisa dipantau pertumbuhannya, diberi vitamin, dan lebih terjamin kesehatannya. Bazar murah pun digelar, membuat kebutuhan pokok lebih terjangkau bagi keluarga.

Selain itu, kampanye keselamatan berkendara digalakkan dengan pemasangan rambu-rambu edukatif. Langkah sederhana ini membuat jalan kampung lebih aman, sekaligus menanamkan budaya tertib lalu lintas sejak dini pada anak-anak. Sungai Jawi pun semakin ramah bagi tumbuh kembang generasi mudanya.

Tidak ketinggalan, Astra juga memperkuat ekonomi warga melalui UKM opak dan rengginang. Dengan modal, alat produksi, dan pendampingan, usaha kecil ini berkembang pesat. Hasilnya bukan hanya menambah penghasilan keluarga, tapi juga membuka peluang kerja baru, menjadikan Sungai Jawi kampung yang produktif sekaligus penuh harapan.

Dari Kampung Kumuh Menjadi Desa Layak Anak

KBA Sungai Jawi (sumber: RUAI TV)

Perubahan pun terlihat nyata. Lingkungan yang dulu kumuh kini bersih dan rapi, menjelma menjadi kampung berseri. Posyandu yang teratur meningkatkan kesehatan ibu dan anak, sementara kesadaran berlalu lintas tumbuh sehingga jalan lebih tertib. Produk UKM mulai dipasarkan lebih luas, membantu keluarga mendapatkan penghasilan tambahan.

Gotong royong warga berpadu dengan dukungan Astra melahirkan KBA Sungai Jawi, contoh nyata kolaborasi masyarakat dan perusahaan. Kampung ini kini bersih, sehat, cerdas, dan produktif. Anak-anak, yang jumlahnya sepertiga dari penduduk, tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan penuh harapan. Seperti kisah It Takes A Village, perubahan besar terwujud karena semua pihak terlibat.

Sungai Jawi membuktikan bahwa membangun masa depan anak berarti membangun komunitasnya. Butuh satu desa untuk mewujudkannya, desa yang mendukung semua anak tanpa terkecuali. Astra, melalui KBA, berkomitmen menghadirkan lingkungan layak anak di Sungai Jawi. Sebuah kampung yang memberi masa depan lebih baik bagi generasi penerusnya. #APAxKBN2025


Referensi:

  • https://www.suarapemredkalbar.com/read/advertorial/28052019/warga-sungai-jawi-sambut-gembira-bazar-murah-paket-sembako-astra-group-kalbar

  • https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2024/assets/files/2024/Daftar-Kampung-Berseri-Astra.pdf


0 comments:

Post a Comment